PERKEMBANGAN PSIKOSEKSUAL
YANG SEHAT BAGI REMAJA
1.
Pesatnya Pertumbuhan Remaja
Fase remaja adalah
masa pertumbuhan dan perkembangan yang sangat cepat dan pesat. Pertumbuhan
fisik (organ tubuh) yang sangat pesat, terjadi pada masa ini, yaitu dari
proporsi (ukuran bentuk) tubuh anak – anak, telah tumbuh berubah menjadi
matang, menuju proporsi tubuh orang dewasa.
Pesatnya
pertumbuhan fisik remaja ini terkait dengan pertumbuhan homonal (kelenjar –
kelenjar hormon) di dalam tubuhnya. Pertumbuhan fisik dan hormonal ini
berimplikasi luas terhadap perubahan kejiwaan dan tingkah laku remaja. Salah
satunya adalah perkembangan psikoseksual (hubungan kejiwaan antara individu
pria dengan kejiwaan wanita).
2.
Perkembangan Psikoseksual
Perkembangan psikoseksual adalah proses berubahnya,
bertumbuhnya, dan berkembangnya fungsi – fungsi (kejiwaan) yang berhubungan
dengan pergaulan / interaksinya dengan teman lawan jenis dan perbedaan pria –
wanita.
Misalnya :
· Remaja
mulai tumbuh benih – benih perasaan naluriah saling tertarik dengan lawan
jenisnya.
· Pada
diri remaja telah muncul perhatian – perhatian yang mendalam terhadap
keberadaan dirinya, diawali dari aspek fisiknya :
- Kesadaran akan wajahnya (cantik – tampan)
- Kesadaran akan tubuhnya (tinggi, sedang, rendah), pada masa ini kaca cermin menjadi “sahabat dekatnya”, diikuti dengan aspek psikisnya
- Timbul rasa cemas, bimbang, malu, rendah diri, dan tidak percaya diri.
- Timbul sikap malu – malu, salah tingkah dan gejolak – gejolak tertentu.
· Remaja mulai intensif memperhatikan dan
mempercantik / mempertampan dirinya.
· Remaja
mulai menjalani interaksi, pergaulannya semakin meluas dan melebar khususnya
dengan lawan jenisnya, disamping dengan teman sesama jenisnya.
3.
Perkembangan Psikoseksual yang sehat
Pada masa
remaja, perkembangan psikoseksual ini memiliki fungsi dan makna yang sangat
strategis dalam mencapai tugas perkembangan menuju kematangan dan kedewasaan.
Pada masa ini seorang individu mulai merentangkan dasar – dasar atau tunas –
tunas menuju kedewasaan psikoseksual. Kejiwaan dan kepribadiannya tumbuh lebih
matang sesuai peran dann fungsinya sebagai pria atau wanita.
Namun pada
fase ini, remaja juga memasuki masa rawan dan kritis, yaitu masa yang penuh
resiko, terancam kegagalan – kegagalan dan bahaya dalam meniti perkembangan
psikoseksualnya. Berapa banyak muda – mudi yang masih belia tersandung oleh
frustasi – frustasi dalam pergaulan muda – mudinya ? Berapa banyak yang mengalami
“kecelakaan” pergaulan bebas yang membuahkan kehamilan pranikah dan diluar
nikah ?
Untuk
itulah remaja perlu memegang teguh nilai – nilai kewajaran, bebas tapi
terbatas. Bukankah setiap bagian alam ini ada sistem dan aturan ? Sebagaimana
bumi dan planet ini kalau berputarnya tidak teratur akan hancur ? Demikian juga
pergaulan pria dan wanita akan bahaya bila meninggalkan sistem keteraturannya !
4.
Reproduksi yang Sehat
Salah satu tugas perkembangan remaja ialah
mempersiapkan diri untuk merintis kedewasaan dan memasuki kehidupan berumah
tangga. Pada saatnya remaja akan beralih fungsi dan perannya menjadi orang
dewasa yang membangun keluarga hidup sebagai suami istri. Fungsi dan peran untuk membuahkan keturunan
(proses reproduksi) mempunyai anak telah siap dilaksanakannnya.
Namun,
tidak sedikit individu – individu remaja yang tergelincir ke jurang pergaulan
bebas, perzinaan, hamil pranikah – di luar nikah, dan “kecelakaan” lainnya. Ini
berarti proses kehamilan atau reproduksinya tidak sehat, tidak terpuji alias
hina / tercela, tidak sejalan dengan perilaku manusia yang sempurna dan
dimuliakan Tuhan ini.
Reproduksi
yang sehat adalah proses perkawinan dan kehamilan yang dilakukan secara benar
dan baik sesuai nilai – nilai kemuliaan, norma hukum, norma moral dan agama.
Satu – satunya jalan reproduksi yang sehat adalah melalui “pintu gerbang”
pernikahan. Sesuatu yang mulia harus dilakukan dengan cara – cara yang
mulia pula, dan hasilnyapun akan mulia.
5.
Bahaya Reproduksi yang Tidak Sehat
Proses reproduksi yang tidak
wajar dimulai dengan cara – cara terhina (tercela) konsekuensi logisnya pun
penuh nuansa kehinaan dan penderitaan.
a. Secara psikologis
Beban
kejiwaan yang berat, duka nestapa, dapat muncul dari kasus – kasu reproduksi
pranikah / di luar nikah.
Misalnya :
·
Rasa
malu yang ditanggung sepanjang waktu
·
Hilangnya harga diri
·
Gejolak
emosional seperti cemas, frustasi, depresi dan lain – lain
·
Perkembangan
kejiwaan dapat terganggu dalam hidupnya
·
Kebahagiaan hakiki sulit ditemukan
·
Kesejahteraan jiwa / mentalnya terkoyak
·
Dan lain – lain
b.
Secara Sosial
Secara sosial
reproduksi yang tidak sehat (pranikah – diluar nikah) merupakan noda yang bakal
dikenang dalam “memori” masyarakat. Si “penderita” akan merasa terkucil dan
dikucilkan oleh masyarakatnya. Tidak hanya di pelaku yang menderita, tetapi
orang tua dan keluarganya juga terkena getahnya, citra dan nama baik keluarga
dapat jatuh karenanya. Bahkan si anak hasil keturunannya dapat diungkit status
dan sejarah latar belakang hidupnya.
c.
Secara Fisik
Reproduksi yang tidak sehat yang menyimpang ini sangat
beresiko pada tingkah laku yang lebih kompleks penyimpangan psikoseksualnya dan
akibat buruknya dapat mengancam kesehatan, misalnya penularan peyakit kelamin :
- Gonorhoea mengakibatkan kemandulan, penyakit radang pinggul, memudahkan penularah HIV.
- Sifilis menyerang susunan saraf otak, pembuluh darah dan jantung.
- Heper Genitalis menyerang alat kelamin dan salurannya menimbulkan kanker rahim dan memudahkan penularan HIV.
- Trikomoniasis Vaginalis menyerang alat kelamin, menyebabkan kelahiran bayi prematur dan memudahkan penularan HIV.
- Choncroid menyebabkan luka – luka pada alat kelamin dan sekitarnya, memudahkan penularan HIV.
- Klamidia menimbulkan adang saluran kencing, rusaknya sperma, kemandulan dan memudahkan penularan HIV
- Kondiploma Akuminata / Genital Warts tumbuhnya kulit pada kemaluan dan kemudian dapat menimbulkan kanker mulut rahim.
d.
Secara Fisik
Reproduksi
yang tidak sehat, berakibat panjang di hari akhir nanti. Manusia diciptakan
sebagai makhluk paling sempurna, tetapi tidak ada jaminan kemuliaannya. Mulia
atau hinanya manusia tergantunga amal dan tingkah laku.
Reproduksi
yang tidak sehat / perzinaan adalah tingkah laku tidak sejalan dengan nilai
kesucian dan kemuliaan manusia. Berbeda dengan binatang. Binatang bukan makhluk
sempurna, tanpa akal dan tiada budi pekerti. Binatang tidak akan dimintai
pertanggung jawaban. Sedangkan manusia, seluruh anggota tubuh ini adalah
amanah, titipan, pinjaman, kepercayaan dari Tuhan Yang Maha Pencipta. Semua
bakal ditanya satu demi satu di Mahkamah Sang Maha Adil.
0 komentar:
Posting Komentar